Breaking News

Anaknya Jadi Korban Bully, Pihak Vision School Sidoarjo bakal Di Polisikan

Ilustrasi.
Berita Rakyat News Surabaya - Segala upaya bagi orang tua untuk putra-putrinya menjadi yang terbaik selalu dilakukan orang tua, mulai dari tempat didik anak hingga kualitas pengajaran bakal diberikan kepada anak tercintanya. Namun berbeda dengan Angga 40th warga Siwalankerto Surabaya, cita-citanya kandas untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya.

Terkait dugaan kasus bullying terhadap sesama anak didik kembali terjadi dan kasus tersebut semakin membuat para orang tua / wali murid semakin berhati-hati dalam memilih sekolah mana yang bakal untuk putra-putri kesayangan menimba ilmu di usia dini.

Seperti yang menimpa anak Angga 40th terjadi di sekolah swasta Vision School dan Peek A Boo School yang beralamat di Pondok Tjandra Sidoarjo dari yayasan Cakrawala Citra Bangsa. Angga selaku orang tua dari ananda Dzakwan, yang berdomisili didaerah Siwalankerto Surabaya pada Minggu (14/01). Kepada wartawan menyampaikan keluh kesah nasib yang menimpa anaknya, pada sekitar awal bulan November 2017, ananda Aero dan Dzakwan yang merupakan salah satu siswa Vision School diruang kelas P-1A bermain dan bergurau khalayaknya anak-anak di usia dini.

Dari gurauan tersebut diduga telah terjadi peristiwa patahnya kaki ananda Aero yang melibatkan ananda Dzakwan Dewangga Putra, akibat patahnya kaki ananda Aero hingga masuk rumah sakit dan duduk di kursi Roda membuat ananda Dzakwan merasa di Bully antar sesama teman sekolahnya dan cenderung menyendiri. 

"Akibat kejadian itu anak kami merasa di bully antar sesama temannya di sekolah t, kami juga menyesalkan kurangnya respon kejadian tersebut pihak sekolah Vision School tidak segera mengatasi permasalahan yang terjadi hingga membuat anak kami merasa di disisihkan oleh sesama temannya," ungkap Angga orang tua Dzakwan. 

Menurutnya, pengakuan putranya Dzakwan Dewangga Putra menceritakan pada saat itu bermain lego bersama ananda Aero kemudian bergurau dengan beberapa teman laki-laki yang lain dan anak kami mengangkat salah satu kaki dari ananda AERO sehingga terjatuh dan selanjutnya ananda AERO berdiri memukul anak kami Dzakwan Dewangga Putra dan berlari mengejar putranya dan teman-teman lainnya sambil tertawa. 

"Terkait peristiwa tersebut, pada saat itu ananda AERO sama sekali tidak mengadu / mengeluh kesakitan kepada guru yang pada saat itu juga berada di ruang kelas yaitu Mr. HABIB dan Ms. Rika. Bahkan keterangan dari beberapa orang (satpam, supir antar jemput dan OB) bahwa ananda AERO pada saat pulang sekolah masih berjalan dan berlari-lari dengan tidak menunjukkan layaknya orang kesakitan serta sore harinya masih les," ujarnya. 

Masih kata orang tua Dzakwan, Dari kronologis diatas sangatlah berlebihan apabila patahnya kaki ananda AERO dituduhkan kepada anak kami Dzakwan Dewangga Putra dengan meminta kompensasi senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sebagai biaya pengobatan di sangkal putung, yang menjadi miris bahwa jika memang kejadian tersebut memang terjadi di dalam ruang kelas P-1A Vision School Pondok Tjandra Sidoarjo. 

"Seharusnya hal tersebut 100% menjadi tanggung jawab sekolah bukan dibebankan kepada orang tua/wali serta pihak sekolah seolah-olah mengiyakan bahwa kejadian tersebut memang dilakukan oleh anak kami, padahal dari keterangan beberapa orang dan guru tidak ada yang melihat / menerima aduan atas kejadian tersebut disekola," ucapnya. 

Adapun akibat dari peristiwa tersebut putranya Dzakwan Dewangga Putra mendapatkan tekanan mental berupa tindakan Bullying dari teman-temannya dengan dipaksa untuk mengakui perbuatan yang belum diketahui kebenarannya dan juga dijauhi karena dianggap bermain dengan anak kami berbahaya, sehingga dalam kurun waktu 2 (dua) bulan ini anak kami sering murung dan takut untuk berangkat ke sekolah. 

"Anak kami merasa di jauhi temanya dan kami sangat menyesalkan pihak sekolah tidak pro aktif dan cepat tanggap untuk menyelesaikan permasalahan  pada saat itu, dengan tidak memberikan solusi dan tidak secara langsung mengklarifikasi dengan jelas kepada seluruh orang tua/wali Vision School," keluh orang tua Dzakwan. 

Setelah kejadian hingga berlarut-larut ananda Dzakwan takut untuk berangkat kesekolah, kemudian orang tua Dzakwan mengajukan surat untuk pindah sekolah, barulah pihak sekolah berupaya mengklarifikasi kejadian kepada orang tua/wali Vision School yang menurutnya upaya tersebut sudah terlambat. karena hal tersebut baru dilakukan sekitar pertengahan bulan Desember 2017. 

"Dampak kurang baik berimbas adik dari Dzakwan juga kita rasakan di kelas anak kami yang bermana Dzakiandra Ganesh Airlangga Putra, karena lokasi sekolah Peek A Boo School Playgroup jadi satu dengan Vision School maka terjadinya peristiwa itu menjadi bahan perbincangan di kelas anak kami Dzakiandra Ganesh Airlangga Putra khususnya pada orang tua/wali. Kami juga kesulitan untuk memindahkan anak-anak kami ke sekolah yang lain dikarenakan kepala sekolah Vision School yang sulit ditemui pada saat itu terjadi, jika dirasa kasus ini berlarut-larut sedang anak kami mendapat dampak dari kejadian ini kami siap menempuh jalur hukum. Padahal saat ini sudah memasuki semester baru sementara anak kami masih takut untuk berangkat ke sekolah dan seharusnya anak kami bisa menempuh pendidikan ditempat lainnya," tandasnya.

Sementara itu pihak sekolah Vision School saat di konfirmasi terkait adanya kejadian bullying terhadap siswa sekolah Vision School Sidoarjo pada Senin, (15/01). Meskipun ada sedikit bersitegang dan sempat kepada wartawan ini meminta identitas/Id Card Pers dan surat tugas jika ingin bertemu pihak kepala sekolah.

"Kami hanya memastikan identitas anda, apa benar  anda seorang wartawan," ujar kepala sekolah ibu Soenarti alias mis Ing Chu.

Disinggung adanya kejadian bullying terhadap siswa didiknya bernama Dzakwan, kepala sekolah ini juga menegaskan bahwa tidak ada kejadian kasus bullying terhadap siswanya.

"Anak Dzakwan memang salah satu siswa kami, namun tudingan yang di sampaikan jika adanya bullying itu tidak benar," ungkap Soenarti saat diruang kerjanya (15/01).

Dengan di dampingi bapak Richo selaku ketua yayasan, kepala sekolah ibu Soenarti atau mis Ing Chu menceritakan jika pihaknya sudah memanggil atau mengundang berkali kali untuk mencari solusi terbaik untuk semuanya.

"Kami sudah berupaya dan berkali kali mengundang orang tua ananda Dzakwan, namun orang tua tidak datang. Besar harapan kami  dan teman-teman ananda Dzakwan menginginkan Dzakwan kembali bersekolah lagi di Vision School, dan terkait kejadian yang terjadi kepada anak Aero pihak orang tua sudah tidak mempermasalahkan," tutupnya.

Editor : Abdi
Penulis : Tatag

Tidak ada komentar